Kita masih membahas tuduhan bahwa sahabat mengubah ajaran agama. Kita bahas bukti-bukti yang dibawakan oleh Prof Dr Kang Jalal. Salah satu bukti yang dijadikan landasan bagi kesimpulannya adalah riwayat dari Anas bin Malik.
Tapi seperti yang sudah-sudah, kita sudah memahami bagaimana Prof Dr Kang Jalal berdalil atas pendapatnya, yaitu dengan dalil yang sama sekali tidak bisa jadi dalil, alias terlalu dipaksakan untuk menjadi dalil.
Mari kita simak bersama pernyataan Prof Dr Kang Jalal :
Bid’ah-bid’ah ini telah mengubah sunnah Rasulullah saw. Sebagian sahabat mulai mengeluhkan terjadinya perubahan ini. Imam Malik meriwayatkan dari pamannya, Abu Suhail ibn Malik, dari bapaknya (seorang sahabat). Ia berkata: Aku tidak mengenal lagi apa-apa yang aku lihat dilakukan “orang” kecuali panggilan shalat. Al Zarqani mengomentari hadis ini: Yang dimaksud “orang” adalah sahabat.
Sekilas terkesan bahwa agama Islam sudah hilang setelah era sahabat. Seolah Islam sudah hilang.
Kemudian Prof Dr Kang Jalal berdalil dengan sebuah riwayat lagi:
Kata Al Zuhri: Aku menemui Anas bin Malik di Damaskus. Ia sedang menangis. “ mengapa Anda menangis,” Tanya Al Zuhri. Anas menajwab,” AKu sudah tidak mengenal lagi apa yang aku lihat, kecuali shalat. Ini pun sudah dilalaikan orang.
Ada lagi sebuah riwayat dari Hasan Al Basri:
Hasan Al Bashri menegaskan: Seandainya sahabat-sahabat Rasulullah lewat, mereka tidak mengenal kamu (yang kamu amalkan) kecual kiblat kamu.
Kita lihat bersama bahwa inti dari beberapa riwayat di atas adalah sama, yaitu Islam sudah tidak ada lagi, Islam sudah mati, dan semua sudah diubah.
Mari kita bahas dalil yang diajukan oleh Prof Dr Kang Jalal satu persatu.
Kita awali dari ucapan Anas bin Malik yang diriwayatkan melalui jalur Al Zuhri. Prof Dr Kang Jalal menukil riwayat ini dari kitab Al Umm. Tapi ada riwayat lain yang menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
Ternyata Anas bin Malik tidak bermaksud untuk menceritakan keadaan seluruh umat, seperti yang diinginkan oleh Prof Dr Kang Jalal. Anas bin Malik hanya menceritakan sebuah fenomena yang terjadi di wilayah pemerintahan gubernur Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqafi. Hajjaj selalu menunda shalat hingga lewat dari waktunya. Berbeda dengan Nabi dan sahabatnya yang selalu shalat tepat waktu.
Riwayat lebih lengkap dari Anas bin Malik ada dalam Musnad Ahmad, dari perawi bernama Utsman bin Saad:
Dari Utsman bin Sa’ad berkata: aku mendengar Anas bin Malik berkata: hari ini, aku tidak melihat apa yang aku dapati dari Rasulullah. Lalu Abu Rafi’ berkata: wahai Abu Hamzah, bagaimana dengan shalat? Anas menjawab: bukankah engkau tahu apa yang dilakukan oleh Hajjaj pada shalat?
Ternyata Anas bin Malik membahas perilaku Hajjaj yang menyimpang dari ajaran Nabi dan sahabat.
Memang Prof Dr Kang Jalal tidak mengkaji lebih jauh sampai ke riwayat yang lain, karena memang dia tidak ingin mengkaji masalah ini dengan luas, yang menjadi tujuannya adalah untuk menghujat sahabat Nabi. Asal sudah bisa menghujat sahabat Nabi, maka tujuannya tercapai. Apalagi ketika mengkaji lebih jauh malah mendapati riwayat-riwayat yang menghambat tujuannya, seperti riwayat di atas.
Sebenarnya tanpa melihat riwayat dari sumber lain, kita sudah bisa melacak dari riwayat itu sendiri. Mari kita perhatikan. Sahabat Anas bin Malik adalah termasuk sahabat yang wafat paling akhir. Ulama berbeda pendapat akan wafatnya, tapi dengan perbedaan yang tidak jauh. Ada ulama mengatakan bahwa dia wafat tahun 91 H, ada yang mengatakan tahun 92 H, dan ada yang mengatakan tahun 93 H.
Artinya saat dia meninggal dunia, banyak sahabat yang sudah wafat. Maka tidak bisa lagi disebut sebagai zaman sahabat. Pada saat Anas mengatakan hal ini, para sahabat Nabi sudah tinggal sedikit, bisa jadi hanya tinggal beberapa orang saja. Maka tidak bisa disebut sebagai zaman sahabat. Dan sahabat tidak merubah ajaran Islam seperti yang dikatakan oleh Prof Dr Kang Jalal.
Prof Dr Kang Jalal menuduh sahabat sudah mengubah sunnah Nabi:
Jadi, pada zaman sahabat pun, sunnah Nabi sudah banyak diubah.
Tapi tuduhan ini salah alamat, karena saat Anas bin Malik bertemu Al Zuhri di Damaskus pada saat-saat akhir hayatnya. Di mana mayoritas sahabat sudah wafat.
Riwayat yang menjelaskan hal ini bukan hanya satu, tapi ada lagi riwayat lainnya, dari Thabaqat Ibnu Sa’ad , dari Abdurrahman bin Al Aryan Al Haritisi dari Tsabit Al Bunani, dia berada bersama Anas bin Malik, lalu Hajjaj menunda shalat hingga keluar waktu. Anas berniat untuk menasehatinya, tetapi saudara-saudaranya melarang karena takut nanti Hajjaj akan marah dan menyiksanya. Lalu Anas pergi, saat akan pergi, Anas berkata: Demi Allah, saat aku tidak tahu apa-apa yang ada di zaman Rasulullah kecuali kalimat syahadat. Lalu seorang bertanya: bagaimana dengan shalat wahai Abu Hamzah? Anas menjawab: kalian shalat dzuhur di waktu maghrib. Apakah demikian Nabi shalat?
Lalu Anas pergi ke Damaskus untuk melaporkan hal ini pada khalifah, maka seperti yang ada dalam riwayat Ibnu Syihab Az Zuhri. Yang menjabat khalifah saat itu adalah Walid bin Abdul Malik.
Ibnu Hajar mengatakan: Anas datang ke Damaskus di kala Hajjaj menjabat gubernur Irak. Anas datang untuk melaporkan Hajjaj pada Khalifah, yang saat itu adalah Walid bin Abdul Malik. Fathul Bari, 13/2
Anas wafat tahun 93 Hijriyah, dan datang menghadap khalifah di Damaskus setahun sebelum wafatnya. Al Bidayah Wan Nihayah 9/94. Al Ishabah 1/113
Ibnu katsir mengatakan: Abdurrazzaq bin Umar meriwayatkan dari Ismail: Anas bin Malik datang menemui Walid di tahun 92 H. Al Bidayah Wan Nihayah 9/94
Pada saat itu banyak sahabat yang sudah wafat, maka tidak mungkin sahabat yang sudah wafat bisa mengubah agama, dan bisa membuat hal-hal baru dalam agama.
Sahabat sudah sangat sedikit, bahkan disebutkan bahwa Anas adalah sahabat terakhir yang wafat, lalu Abu Thufail Amir bin Watsilah Al Laitsi. Lihat Al Ba’its Al Hatsits, Syarh Ikhtishar Ulumul Hadits. Karya Ibnu Katsir, hal 160.
Mengapa sahabat yang disalahkan? Padahal banyak sahabat sudah wafat, dan sahabat yang hidup –Anas bin Malik- pun tidak setuju akan perubahan ini. Maka beliau bergegas melaporkan pada khalifah agar bertindak. Dan perubahan ini hanya terjadi di wilayah Hajjaj saja, tidak terjadi di seluruh dunia Islam.
Ada sebuah riwayat dari Busyair bin Yasar Al Anshari, bahwa Anas bin Malik datang ke kota Madinah, dan ada seorang bertanya: apa yang engkau ingkari dari kami, sejak zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam? Anas menjawab: aku tidak mengingkari apa pun kecuali kalian tidak meluruskan shaf.
Ini bukti bahwa apa yang dimaksud oleh Anas dalam riwayat Al Zuhri adalah sebuah kejadian tertentu, bukan seperti yang diinginkan oleh Prof Dr Kang Jalal, yaitu ajaran Islam sudah berubah sejak zaman sahabat, dan sahabat sudah tidak berada di jalan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Terbukti bahwa tidak ada yang berubah kecuali hanya sekedar shaf yang tidak lurus.Tapi memang Prof Dr Kang Jalal memiliki tujuan tersembunyi, yaitu menghujat para sahabat Nabi. Maka dia menyalahkan sahabat Nabi atas perbuatan yang tidak dilakukan oleh mereka.
Prof Dr Kang Jalal menuduh sahabat mengubah ajaran Islam, bahkan shalat pun sudah tidak lagi sesuai dengan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam dan sahabatnya.
Prof Dr Kang Jalal menghujat sahabat, seolah syiah sudah shalat dengan versi yang benar. Tetapi faktanya, shalat Syiah berbeda dari apa yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam dan sahabatnya.
{mxc}