Sahabat Nabi Generasi Terbaik [2]

Benarkah sahabat Nabi berkhianat dan menyalahi wasiat Nabi?

Kategori Artikel

Sepuluh: Apakah Allah tahu jika para sahabat benar-benar beriman?

Jika kita menyatakan bahwa Allah tahu, Allah telah mendiamkan para sahabat yang berada di sekitar Nabi, bahkan Allah sendiri yang memilih para sahabat untuk menemani perjuangan Nabi serta memuji mereka pada beberapa puluh ayat dalam Al Qur’an, ayat-ayat itu menjadi bukti keimanan dan keutamaan para sahabat.

Jika Allah tidak tahu maka hal itu mengurangi ketuhanan Allah –Allah pasti tahu-

Jika Allah tahu bahwa sahabat Nabi adalah orang-orang munafik lalu tidak memberitahukan kepada Nabi padahal Allah tahu bagaimana kualitas  iman mereka, berarti Allah memang menginginkan NabiNya dikelilingi dan dikuasai oleh kelompok munafik, maka tugas dan fungsi kenabian belum tercapai.

Allah berfirman:

 (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:165)

11: Allah mengetahui keimanan para sahabat tetapi mereka kelak akan kembali murtad dan mengkhianati wasiat, tetapi Allah hanya diam saja tidak memberitahu Nabi tentang apa yang akan terjadi, yaitu para sahabat akan murtad dan menkhianati wasiat, tetapi yang terjadi adalah Allah memuji mereka begitu juga Nabi, tidak memperingatkan umat akan pengkhianatan para sahabat. Ini adalah sebuah tuduhan pada Allah, bahwa Allah lah penyebab terjadinya pengkhianatan para sahabat.

Kami memohon ampunan Allah untuk segala peranggapan di atas, tetapi tujuan kami adalah membangunkan akal pikiran syi’ah yang dikepung oleh riwayat-riwayat palsu dari segala arah, hingga tidak lagi bisa berfikir.

12.Allah telah mengutus Nabi Muhammad untuk menegakkan keimanan di muka bumi. Inilah keyakinan Ahlussunnah.

Allah berfirman:

Dialah yang mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) pezunjuk (al-Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walupun orang-orang musyrik tidak menyukainya". (QS. 9:33)

Juga berfirman:

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama.Dan cukuplah Allah sebagai saksi. (QS. 48:28)

 

Inilah janji Allah, apakah yang dilakukan oleh Nabi agar tujuan ini tercapai?

Nabi mendidik sekelompok orang untuk menegakkan kedaulatan iman di muka bumi, Nabi membimbing mereka agar keluar dari kegelapan syirik menuju cahaya iman, mereka menjadi orang-orang terdekat Nabi, para sahabat adalah teman hidup dan tempat Nabi meminta pendapat, lalu Nabi memilih satu orang di antara mereka, mendekatkan orang itu padanya dan mengangkat orang itu pada peristiwa yang besar, sehingga orang-orang di sekitar Nabi tahu akan hal itu, sehingga mereka menghormatinya dan mengakui kedudukannya yang tinggi, padahal sebelumnya dia dan kabilahnya tidak memiliki kedudukan seperti itu.

Jika orang yang dicintai oleh Nabi dan ditinggikan kedudukannya hingga dihormati oleh seluruh sahabat memang layak untuk hal itu maka Nabi telah melakukan yang semestinya,

Tetapi jika orang itu ternyata tidak layak untuk kedudukan itu maka Nabi telah melakukan kesalahan karena mengangkat kedudukan orang yang salah, yang diketahui akan berbalik menggerogoti Islam dan melanggar wasiatnya, akhirnya menegakkan negara kafir bukannya negara iman dan Islam –tidak mungkin Nabi melkaukan hal itu.

Orang itu adalah Abubakar, dia selalu ada di dekat Nabi pada setiap peristiwa penting.

Nabi bersama Abubakar pada peristiwa yang terpenting dalam Islam, yaitu pada peristiwa hijrah, yang kelak menjadi awal bagi berdirinya negara Islam.

Allah berfirman:

Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:"Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 9:40)

Nabi menikahi putri Abubakar, suatu kehormatan bagi Abubakar, karena anaknya menjadi ibu kaum beriman.

Allah berfirman:


Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu mau berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama).Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah). (QS. 33:6)

Pada perang Badar, Abubakar berada di kemah bersama Nabi, hanya ada mereka berdua.

Nabi menyuruh Abubakar untuk menjadi imam shalat selama Nabi sakit.

Ada banyak lagi peristiwa yang menunjukkan keistimewaan Abubakar di mata Nabi, menunjukkan kedekatannya pada Nabi. Peristiwa itu tercantum pada kitab hadits tershahih.

Segala keistimewaan di atas itulah yang membuat para sahabat mengangkatnya menjadi khalifah sepeninggal Nabi, mendorong para sahabat untuk berbaiat dan taat pada perintah Abubakar dan menjauhi apa yang dilarangnya. Abubakar mengutus pasukan untuk berperang dan menaklukkan banyak negeri, dia menunjuk Umar sebagai penggantinya dan juga ditaati oleh para sahabat, padahal Abubakar tidak memiliki kabilah yang kuat, juga miskin dan tidak pernah memberikan hadiah agar orang mau taat padanya, hingga akhirnya Abubakar dikuburkan di samping kuburan Nabi atas kerelaan seluruh sahabat Nabi.

Abubakar dihormati saat hidupnya maupun setelah matinya, kira-kira apa sebabnya?

Itu semua karena Abubakar dekat dengan Nabi.

Jika hal itu adalah sikap yang benar –sebagaimana diyakini oleh Ahlussunnah- maka Abubakar adalah sebuah bagian dari misi kenabian, jika memang tidak benar – kita memohon ampun pada Allah, dan meminta maaf pada Nabi, anggapan-anggapan ini hanya bertujuan untuk membangkitkan akal mereka yang dikepung oleh riwayat palsu yang menghujat kenabian- maka misi dakwah Nabi tidak tercapai.

Apakah logis jika semua itu terjadi tanpa persetuuan Nabi yang menjadi penyebab bagi terhormatnya Abubakar di mata para sahabat?

13. Jika memang para sahabat telah murtad –berganti agama, keluar dari Islam- lalu agama apa yang mereka peluk setelah mereka keluar dari Islam?

Kisah kehidupan para sahabat adalah jelas,

Para sahabat menyembah Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan ramadhan dan pergi menunaikan ibadah haji ke tanah suci, mereka juga berjihad di jalan Allah dan menaklukkan negeri-negeri, mereka menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, tidak meninggalkan ajaran Islam sedikitpun.

Padahal agama mereka saat jahiliyah berbeda dengan agama yang mereka ikuti, lalu mereka berpindah ke agama mana?

Jika ada yang menjawab: mereka meninggalkan imamah, dan mengangkat orang lain yang tidak berhak menjadi imam.

Yang menjadi khalifah adalah satu orang saja, yang berasal dari satu kabilah, bagaimana seluruh kabilah rela untuk menjadi murtad, hanya demi seseorang dari satu kabilah yang menjadi khalifah, akhirnya mereka kehilangan Islam demi orang itu, kabilah-kabilah itu juga segera taat dan tunduk padanya padahal dia adalah orang yang murtad dan menerapkan ajaran agama selain Islam

Bukankah ini sebuah kontradiksi?

Apakah mereka tidak memiliki keberanian untuk membela Islam dan memberontak pada khalifah yang memaksakan penerapan ajaran agama yang tidak mereka sukai?

Bukankah Abubakar telah merampas imamah padahal imamah adalah salah satu rukun Islam dan memaksa masyarakat untuk menerapkan ajaran agama lainnya yang tidak berguna di sisi Allah karena imamah tidak dilaksanakan –seperti anggapan syi’ah-?

Bahkan Abubakar memerintahkan para sahabat untuk berperang dan mati demi ajaran agama itu, dan para sahabat dengan sukarelah mentaatinya, padahal semua itu tidak ada gunanya di sisi Allah –menurut syi’ah- karena para sahabat tidak mau membaiat imam yang ditunjuk oleh Allah –lagi-lagi menurut syi’ah-.

Anggap saja ada beberapa orang yang memang oportunis, menganmbil kesempatan demi kepentingan mereka sendiri, tetapi mengapa semua ini diterima oleh lebih dari sepuluh ribu orang padahal semua ini adalah demi kepentingan beberapa person saja? Bukan ajaran agama yang benar dari Allah?

Akal yang sehat tidak akan pernah bisa menerima kemungkinan-kemungkinan di atas, yang muncul dari riwayat-riwayat yang dipalsukan dan mencatut nama keluarga Nabi, yang memvonis sepuluh ribu orang sebagai murtad, hanya karena mereka mengkhianati Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, yang berasal dari Bani Hasyim dari suku Quraisy, yang juga anak paman Nabi karena iri dan dengki, dan mereka tidak dengki pada Abubakar yang bukan dari bani Hasyim, keluarga yang dihormati oleh bangsa arab baik di masa jahiliyah maupun Islam.

Inilah bukti-bukti logis, tidak pernah habis membantah tuduhan syi’ah, tetapi sedikit pembahasan akan cukup bagi orang yang dibuka hati dan akalnya oleh Allah untuk merenungkannya , juga mau memohon petunjuk kepada Allah, karena Allah akan memberi petunjuk bagi yang mau meminta tolong dan berlindung padaNya.

Akhirnya, kami memohon pada Allah agar sudi memberi petunjuk pada hati kita dan membangkitkan akal kita untuk berpikir, meluruskan pemahaman kami, melindungi kami dari segala fitnah, juga mempersatukan umat di bawah naungan Al Qur’an dan sunah Nabi Shallallahu alaihi wa ala aalihi wa shahnihi wasallam, sungguh Allah Maha Mendengar lagi Maha Menjawab Permohonan hambaNya.